Laman

Sabtu, 15 November 2014

Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Kain Rentang/Papan Nama

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
PADA PAPAN NAMA / KAIN RENTANG



Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada kata textile serta letak penulisan. Karena kita tinggal dan berkewarganegaraan Indonesia sebaiknya kita menjunjung tinggi bahasa Indonesia, salah satunya dengan cara menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Jadi seharusnya penulisan papan nama sebuah toko menggunakan bahasa Indonesia.
Kata textile merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti bahan pakaian. Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata textile menjadi tekstil. Dalam KBBI (2008: 1423) berarti: teks·til /tékstil/ n barang tenun (spt cita, kain putih); bahan pakaian: pabrik -- , pabrik tenun; dr -- yg halus dapat dibuat pakaian yg halus pula;
Selain itu, Penulisan papan nama dalam bahasa Indonesia pada umumnya menggunakan hukum D-M (hukum Diterangkan-Menerangkan), yaitu kata yang diterangkan terletak dimuka yang menerangkan. Jadi penulisan yang benar menurut kaidah bahasa adalah Tekstil Andalagi.




Pada papan nama di atas terdapat kesalahan penulisan, yaitu perubahan fonem. Jika kita mengikuti kaidah bahasa yang benar, kata waroeng seharusnya ditulis warung. Fonem /oe/ seharusnya diganti dengan fonem /u/. Jadi, bentuk baku dari kata waroeng adalah warung.
Waroeng dalam KBBI tidak memiliki makna, sedangkan warung dalam KBBI (2008: 1557) memiliki makna wa·rung n tempat menjual makanan, minuman, kelontong, dsb; kedai; lepau: ia makan di -- itu;



Pada papan nama di atas terdapat kesalahan penulisan, yaitu perubahan fonem. Jika kita mengikuti kaidah bahasa yang benar, kata apotik seharusnya ditulis apotek. Fonem /i/ seharusnya diganti dengan fonem /e/. Jadi, bentuk baku dari kata apotik adalah apotek.
Kata apotek dalam KBBI (2008: 82) berarti: apo·tek /apoték/ n toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat; sedangkan kata apotik tidak memiliki makna dalam KBBI.






Pada gambar di atas, kata negbodohin terdapat kesalahan yaitu, pergantian morf mem- menjadi nge-. Jika kita mengikuti penggunaan kaidah bahasa yang baik dan benar, maka morf nge- harus diganti dengan morf mem-. Selanjutnya, akhiran –in dalam bahasa Indonesia baku tidak ada. Akhiran –in seharusnya diganti dengan akhiran –kan. Jadi, kata ngebodohin berubah menjadi membodohkan. Kata membodohkan bentuk dasarnya adalah bodoh, kata bodoh ditambah prefiks me-N dan –kan.
Dalam KBBI (2008: 203) memiliki makna: bo·doh a 1 tidak lekas mengerti; tidak mudah tahu atau tidak dapat (mengerjakan dsb): anak ini -- benar, masakan menghitung lima tambah lima saja tidak dapat; 2 tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman): penjajah sengaja membiarkan rakyat -- agar mudah diperintah; 3 cak terserah (kepadamu): kalau tidak menurut nasihatku, --;
mem·bo·doh·kan v 1 membiarkan bodoh (tidak berpengetahuan dsb): penjajah sengaja - rakyat supaya dapat diperalat untuk kepentingan mereka; 2 menganggap (memandang) bodoh: ia sering - teman sejawatnya; 3 menipu; mengakali: polisi gadungan itu telah berhasil - beberapa toko;
Kata kite, duitnye, dan die adalah salah karena adanya perubahan fonem, yaitu fonem /e/. Dalam kaidah bahasa yang benar, penulisan tersebut berubah menjadi kita, duitnya, dan dia. Fonem /e/ seharusnya diganti dengan fonem /a/.

















DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar