SUBJEK,
PREDIKAT, OBJEK, DAN KETERANGAN
A.
Subjek
Menurut KBBI (2008: 1344) sub·jek /subjék/ n
1 pokok pembicaraan; pokok bahasan; 2 Ling bagian klausa
yg menandai apa yg dikatakan oleh pembicara; pokok kalimat; 3 pelaku: dl
pengkajian itu manusia dapat berperan sbg -- di samping sbg objek pengkajian;
4 mata pelajaran: bahasa Indonesia merupakan -- pokok di sekolah;
5 orang, tempat, atau benda yg diamati dl rangka pembuntutan sbg
sasaran;
Menurut
Finoza (2008: 152), subjek (S) adalah bagian-bagian kalimat yang menunjukkan
pelaku, tokoh, sosok, sesuatu hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok
pembicaraan. Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal, klausa, atau
fasa verbal. Kaidah bahasa Indonesia mensyaratkan setiap kata, frasa, dan
klausa pembentuk S harus merujuk pada benda (konkret atau abstrak).
Menurut
Harimurti Kridalaksan dalam Kamus Linguistik (2008: 229) subyek (sebject)
bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh pembicara. Dalam klausa jalan
licin berbahaya pembicara membicarakan jalan licin; bagian ini
disebut subyek. Dalam beberapa bahasa, mis. Dalam bahasa Inggris, subyek
menguasai predikat; bandingkan he dan they dalam he goes
dan they go. Konsep ini dibedakan dari topik yang terdapat pada tingkat
kalimat. (Definisi ini bertolak dari teori yang membedakan klausa dan kalimat).
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat.
Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat,
dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
1.
Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat
tunggal, kalimat majemuk.
2.
Memperjelas makna.
3.
Menjadi pokok pikiran.
4.
Menegaskan makna
5.
Memperjelas pikiran ungkapan
6.
Membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek
1.
Jawaban apa atau siapa
2.
Didahului kata bahwa
3.
Berupa kata atau frasa benda (nomina)
4.
Disertai dengan kata ini atau itu
5.
Disertai pewatas yang
6.
Kata sifat didahului kata si atau sang: si
cantik, si hitam, sang perkasa
7.
Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada,
kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8.
Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak,
tetapi dapat dengan kata bukan.
B.
Predikat
Menurut
KBBI (2008: 1100) pre·di·kat /prédikat/ n 1 Ling bagian kalimat yg
menandai apa yg dikatakan oleh pembicara tt subjek; sebutan (dl kalimat); 2
nama, gelar kehormatan, dsb (yg dikenakan pd); 3 jenjang penilaian (dl
ujian dsb) yg dinyatakan secara kualitatif: dia lulus dng -- sangat
memuaskan;
Menurut Finoza (2008: 150), predikat (P) adalah bagian
kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S, yaitu
pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat. Selain itu, P juga menyatakan
sifat/keadaan bagaimana S. Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah
pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. Satuan bentuk pengisi P
dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva,
tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal.
Menurut Harimurti
Kridalaksan dalam Kamus Linguistik (2008: 198)
predikat (predicate) bagian klausa yang menandai apa yang dikatakan oleh
pembicara tentang subyek. Galam klausa Jalan licin berbahaya pembicara
membicarakan jalan licin (subyek); tentang jalan licin ia
mengatakan berbahaya; bagian ini disebut predikat. Dalam beberaa bahasa,
a.l. dalam bahasa Indo-Eropa, predikat harus mengandung unsur verbal.
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan
muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi:
1.
Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal,
kalimat luas, kalimat majemuk.
2.
Menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas
pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat.
3.
Menegaskan makna.
4.
Membentuk kesatuan pikiran.
5.
Sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat
1.
Jawaban mengapa, bagaimana
2.
Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3.
Dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah,
sedang, selalu, hampir
4.
Dapat didahului keterangan modalitas:
sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5.
Tidak didahului kata yang, jika didahului yang
predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek
6.
Didahului kata adalah, ialah, yaitu,
yakni
7.
Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja,
kata sifatm atau bilangan.
C.
Objek
Menurut KBBI (2008: 974) ob·jek /objék/ n
1 hal, perkara, atau orang yg menjadi pokok pembicaraan; 2 Kim
benda, hal, dsb yg dijadikan sasaran untuk diteliti, diperhatikan, dsb: --
penelitian ini adalah tata kehidupan suku terasing di Riau; 3 Ling
nomina yg melengkapi verba transitif dl klausa, msl teh manis dl kalimat
Kiki minum teh manis; 4 hal atau benda yg menjadi sasaran usaha
sambilan: berdagang kain menjadi salah satu -- orang- orang di kota itu;
5 Fis titik atau himpunan yg bertindak sbg sumber cahaya bagi
suatu lensa, cermin, atau bagi suatu sistem lensa;
Menurut Finoza(2008: 153), objek (O) adalah bagian kalimat
yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau
klausa. Letak objek selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu
verba yang menuntut wajib hadirnya O.
Menurut Harimurti
Kridalaksan dalam Kamus Linguistik (2008: 166),
obyek (object) 1. nomina atau kelompok nomina yang melengkapi
verba-verba tertentu dalam klausa; mis. teh manis dalam Kiki munum
teh manis; 2. semantik. Kasus yang paling netral dan biasanya ada dalam
tiap rumus kasus; benda yang ada dalam keadaan apapun; mis. nomina dalam Orang
itu sakit atau Korban ini mati; 3. kategori semantis yang dalam
semua bahasa menunjuk pada orang, binatang, tempat, benda dsb; mis. Orang,
kuda, gunung, meja, jiwa.
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam
kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat
bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat
ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan,
mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat,
objek berfungsi:
1.
Membentuk kalimat dasar pada kalimat
berpredikat transitif.
2.
Memperjelas makna kalimat.
3.
Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri objek
1.
Berupa kata benda
2.
Tidak didahului kata depan
3.
Mengikuti secara langsung di belakang predikat
transitif
4.
Jawaban apa atau siapa yang terletak di
belakang predikat transitif
5.
Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat
itu dipasifkan.
D.
Keterangan
Menurut KBBI (2008: 1448) ke·te·rang·an n 1
uraian dsb untuk menerangkan sesuatu; penjelasan: sebelum pameran dibuka,
ketua panitia memberikan ~ tt tujuan diadakannya pameran; 2 sesuatu
yg menjadi petunjuk, spt bukti, tanda; segala sesuatu yg sudah diketahui atau
yg menyebabkan tahu; segala alasan: saksi diminta memberikan ~ yg
sejujur-jujurnya; 3 Ling kata atau kelompok kata yg
menerangkan (menentukan) kata atau bagian kalimat yg lain: ~ tempat, ~
waktu;
Menurut Finoza (2008: 155), keterangan (Ket) adalah bagian
kalimat yang menerangkan P dalam sebuah kalimat. Posisi Ket boleh manasuka, di
awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket dapat berupa adverbia,
frasa niminal, frasa preposisional, atau klausa.
Menurut Harimurti
Kridalaksan dalam Kamus Linguistik (2008: 120),
keterangan (adjunct) kata atau kelompok kata yang dipakai untuk
meluaskan atau membatasi makna subyek atau predikat dalam klausa.
Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi
informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas.
Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan
penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan
lain-lain.
Ciri-ciri keterangan:
Ciri-ciri keterangan:
1.
Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa
keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2.
Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah,
atau akhir kalimat
3.
Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat,
sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun,
walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).