ANALISIS
KESALAHAN BERBAHASA
PADA PIDATO
PEMIMPIN
(SURYA PALOH-RAKERNAS
PARTAI NASDEM)
Kesalahan berbicara yang dilakukan oleh Bapak Surya Paloh (Ketua
Umum Partai NasDem) pada Rapat Kerja Nasional Partai NasDem adalah sebagai
berikut:
1.
Kesalahan Tataran Fonologi
·
Bentuk
Tidak Baku
Sodara-sodara
Kata sodara-sodara terdapat kesalahan yaitu perubahan fonem /au/
yang digantikan oleh fonem /o/. Seharusnya penulisan yang sesuai kaidah yang
telah ditetapkan adalah saudara-saudara. Kata saudara-saudara bentuk dasarnya
adalah saudara yang dalam KBBI (2008: 1232) memiliki makna: sau·da·ra n
1 orang yg seibu seayah (atau hanya seibu atau seayah saja); adik atau
kakak; 2 orang yg bertalian keluarga; sanak: ia mempunyai banyak --
di sini, baik dr ibu maupun dr ayahnya; 3 orang yg segolongan
(sepaham, seagama, sederajat, dsb); kawan; teman: dl mengerjakan tugas ini,
kita akan dibantu oleh -- kita di kampung ini; 4 sapaan kpd orang yg
diajak berbicara (pengganti orang kedua): coba -- pikirkan masak-masak; 5
ki segala sesuatu yg hampir serupa (sejenis dsb): serigala merupakan
-- anjing; 6 ki tembuni: -- nya baru keluar, padahal
bayinya telah lama lahir;
·
Bentuk
Baku
Saudara-saudara
· Bentuk Tidak Baku
Trus
Kata trus adalah salah yaitu penghilangan fonem /e/ yang seharusnya
ditulis setelah fonem /t/ dan sebelum fonem /r/. Di sini penulisan salah kerena
mengikuti pelafalan yang sering diucapkan oleh masyarakat banyak. Jadi, jika
kita mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar maka kata trus seharusnya
diucapkan terus. Terus dalam KBBI (2008: 1455) memiliki makna: te·rus [1] v 1 lurus menuju ...; langsung
pd (arah ke); lantas: kami tidak -- ke kota, tetapi singgah dahulu di
perkebunan karet; permohonan itu disampaikan -- kpd kepala kantor; 2
tetap berlanjut: pertempuran itu -- menghebat hingga tengah malam; 3
tidak berhenti-henti: ia berjalan -- siang malam; 4 lanjut: bagaimana
-- cerita itu; 5 tidak putus-putus; selalu: harga barang --
membubung; sampai pd hari ini, wajah almarhum yg tenang itu kuingat --; 6
tembus; menembus; melantas: peluru itu masuk -- sampai ke tulang belikat; jalan
setapak ini -- ke terowongan yg menuju gudang mesiu; 7 langsung ...;
lalu ...: sampai di rumah ia -- tidur; sekali tembak gajah itu -- mati;
·
Bentuk
Baku
Terus
2.
Kesalahan Tataran Morfologi
·
Bentuk
Tidak Baku
Kita
mengerti bangsa kita pada saat ini sedang ngalamin proses demokratisasi.
Kata ngalamin harusnya ditulis secala lengkap tanpa adanya
penyingkatan morf meng-, dan fonem /n/ seharusnya dihilangkan saja. Jadi,
bentuk baku kata ngalamin adalah mengalami. Dalam KBBI (2008: 34) berarti: alam
[2],
meng·a·lami v merasai (menjalani, menanggung) suatu peristiwa
dsb: selama di rantau ia ~ banyak kesulitan;
·
Bentuk
Baku
Kita
mengerti bangsa kita pada saat ini sedang mengalami proses
demokratisasi.
·
Bentuk
Tidak Baku
Tapi kita inginkan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden
dan wakil presiden yang akan datang.
Kata inginkan mengalami penghilangan morf meng-. Seharusnya kata
inginkan tersebut ditambah morf meng- menjadi menginginkan. Kata menginginkan
dalam KBBI (2008: 536) memiliki makna sebagai berikut: meng·i·ngin·kan v
menghendaki; mengharapkan: setiap orang ~ hidup bahagia; kata dasarnya
ingin bermakna: ingin adv hendak; mau; berhasrat: dia --
mencoba apakah telur merpati juga enak dimakan;
·
Bentuk
Baku
Tapi
kita menginginkan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil
presiden yang akan datang.
3.
Kesalahan Tataran Sentaksis
· Bentuk Tidak Baku
Maka
pemilu adalah merupakan suatu kesempatan yang diberikan secara
konstitusi atau memahami konstitusi yang ada kepada setiap warga negara bangsa
ini.
Kata
adalah merupakan termasuk kalimat bersinonim. Penggunaan dua kata yang
bersinonim sekaligus dalam sebuah kalimat dianggap mubazir karena tidak hemat
dalam penggunaan kata. Oleh karena itu, kata yang dipakai adalah salah satu di
antara kuduanya, boleh adalah, boleh juga merupakan.
· Bentuk Baku
Maka
pemilu adalah suatu kesempatan yang diberikan secara konstitusi atau
memahami konstitusi yang ada kepada setiap warga negara bangsa ini.
Maka
pemilu merupakan suatu kesempatan yang diberikan secara konstitusi atau
memahami konstitusi yang ada kepada setiap warga negara bangsa ini.
4.
Kesalahan
Tataran Semantik
· Bentuk Tidak Baku
Terima
kasih atas kehadiran para pimpinan partai pengusung capres dan cawapres-Bapak
Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla.
Kata pimpinan di atas seharusnya diganti dengan pemimpin. Kata pemimpin
dalam KBBI (2008: 1075) memiliki makna: pe·mim·pin n 1
orang yg memimpin: ia ditunjuk menjadi ~ organisasi itu; 2
petunjuk; buku petunjuk (pedoman): buku ~ montir mobil;~ produksi
produser;
Sedangkan kata pimpinan dalam KBBI (2008: 1075) berarti: pim·pin·an
n hasil memimpin; bimbingan; tuntunan: berkat ~ nya, perusahaan itu
mendapat kemajuan yg sangat pesat;
· Bentuk Baku
Terima
kasih atas kehadiran para pemimpin partai pengusung capres dan cawapres-Bapak
Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla.
5.
Kesalahan
Tataran Wacana
· Bentuk Tidak Baku
NasDem
berjanji, dengan segenap jiwa dan raga yang ada pada diri, seluruh kekuatan
yang kita miliki, kita akan berupaya sepenuhnya saudara-saudaraku, kita akan
berupaya seyakin-yakinnya saudara-saudaraku, kita akan
melakukan apapun yang terbaik saudara-saudaraku, kita akan
memperjuangkan itu dengan segenap jiwa dan raga kita. Kita tidak mempersoalkan
menang atau kalah, tapi kita menginginkan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai
presiden dan wakil presiden yang akan datang.
Kata
yang dimiringkan dalam wacana di atas merupakan penggunaan yang kurang efektif.
Untuk keefiktivitasan kalimat, ekonomis
dalam penggunaan bahasa, dan mencapai aspek kepaduan wacana, maka kata yang
dimiringkan harus dihilangkan.
· Bentuk Baku
NasDem
berjanji, dengan segenap jiwa dan raga yang ada pada diri, seluruh kekuatan
yang kita miliki, kita akan berupaya sepenuhnya saudara-saudaraku, seyakin-yakinnya,
melakukan apapun yang terbaik, dan memperjuangkan itu dengan segenap jiwa dan
raga kita. Kita tidak mempersoalkan menang atau kalah, tapi kita menginginkan
Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyawati,
Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
Surakarta: Yuma Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar