Laman

Minggu, 16 November 2014

Analisis Kesalahan Berbicara dalam Pidato Pemimpin

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA
PADA PIDATO PEMIMPIN
(SURYA PALOH-RAKERNAS PARTAI NASDEM)


Kesalahan berbicara yang dilakukan oleh Bapak Surya Paloh (Ketua Umum Partai NasDem) pada Rapat Kerja Nasional Partai NasDem adalah sebagai berikut:

1.    Kesalahan Tataran Fonologi
·      Bentuk Tidak Baku
Sodara-sodara
Kata sodara-sodara terdapat kesalahan yaitu perubahan fonem /au/ yang digantikan oleh fonem /o/. Seharusnya penulisan yang sesuai kaidah yang telah ditetapkan adalah saudara-saudara. Kata saudara-saudara bentuk dasarnya adalah saudara yang dalam KBBI (2008: 1232) memiliki makna: sau·da·ra n 1 orang yg seibu seayah (atau hanya seibu atau seayah saja); adik atau kakak; 2 orang yg bertalian keluarga; sanak: ia mempunyai banyak -- di sini, baik dr ibu maupun dr ayahnya; 3 orang yg segolongan (sepaham, seagama, sederajat, dsb); kawan; teman: dl mengerjakan tugas ini, kita akan dibantu oleh -- kita di kampung ini; 4 sapaan kpd orang yg diajak berbicara (pengganti orang kedua): coba -- pikirkan masak-masak; 5 ki segala sesuatu yg hampir serupa (sejenis dsb): serigala merupakan -- anjing; 6 ki tembuni: -- nya baru keluar, padahal bayinya telah lama lahir;
·      Bentuk Baku
Saudara-saudara

·      Bentuk Tidak Baku
Trus
Kata trus adalah salah yaitu penghilangan fonem /e/ yang seharusnya ditulis setelah fonem /t/ dan sebelum fonem /r/. Di sini penulisan salah kerena mengikuti pelafalan yang sering diucapkan oleh masyarakat banyak. Jadi, jika kita mengikuti kaidah bahasa yang baik dan benar maka kata trus seharusnya diucapkan terus. Terus dalam KBBI (2008: 1455) memiliki makna: te·rus [1] v 1 lurus menuju ...; langsung pd (arah ke); lantas: kami tidak -- ke kota, tetapi singgah dahulu di perkebunan karet; permohonan itu disampaikan -- kpd kepala kantor; 2 tetap berlanjut: pertempuran itu -- menghebat hingga tengah malam; 3 tidak berhenti-henti: ia berjalan -- siang malam; 4 lanjut: bagaimana -- cerita itu; 5 tidak putus-putus; selalu: harga barang -- membubung; sampai pd hari ini, wajah almarhum yg tenang itu kuingat --; 6 tembus; menembus; melantas: peluru itu masuk -- sampai ke tulang belikat; jalan setapak ini -- ke terowongan yg menuju gudang mesiu; 7 langsung ...; lalu ...: sampai di rumah ia -- tidur; sekali tembak gajah itu -- mati;
·      Bentuk Baku
Terus


2.    Kesalahan Tataran Morfologi
·         Bentuk Tidak Baku
Kita mengerti bangsa kita pada saat ini sedang ngalamin proses demokratisasi.
Kata ngalamin harusnya ditulis secala lengkap tanpa adanya penyingkatan morf meng-, dan fonem /n/ seharusnya dihilangkan saja. Jadi, bentuk baku kata ngalamin adalah mengalami. Dalam KBBI (2008: 34) berarti: alam [2], meng·a·lami v merasai (menjalani, menanggung) suatu peristiwa dsb: selama di rantau ia ~ banyak kesulitan;
·         Bentuk Baku
Kita mengerti bangsa kita pada saat ini sedang mengalami proses demokratisasi.

·         Bentuk Tidak Baku
Tapi kita inginkan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden yang akan datang.
Kata inginkan mengalami penghilangan morf meng-. Seharusnya kata inginkan tersebut ditambah morf meng- menjadi menginginkan. Kata menginginkan dalam KBBI (2008: 536) memiliki makna sebagai berikut: meng·i·ngin·kan v menghendaki; mengharapkan: setiap orang ~ hidup bahagia; kata dasarnya ingin bermakna: ingin adv hendak; mau; berhasrat: dia -- mencoba apakah telur merpati juga enak dimakan;
·         Bentuk Baku
Tapi kita menginginkan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden yang akan datang.

3.             Kesalahan Tataran Sentaksis
·      Bentuk Tidak Baku
Maka pemilu adalah merupakan suatu kesempatan yang diberikan secara konstitusi atau memahami konstitusi yang ada kepada setiap warga negara bangsa ini.
Kata adalah merupakan termasuk kalimat bersinonim. Penggunaan dua kata yang bersinonim sekaligus dalam sebuah kalimat dianggap mubazir karena tidak hemat dalam penggunaan kata. Oleh karena itu, kata yang dipakai adalah salah satu di antara kuduanya, boleh adalah, boleh juga merupakan.
·      Bentuk Baku
Maka pemilu adalah suatu kesempatan yang diberikan secara konstitusi atau memahami konstitusi yang ada kepada setiap warga negara bangsa ini.
Maka pemilu merupakan suatu kesempatan yang diberikan secara konstitusi atau memahami konstitusi yang ada kepada setiap warga negara bangsa ini.

4.             Kesalahan Tataran Semantik
·      Bentuk Tidak Baku
Terima kasih atas kehadiran para pimpinan partai pengusung capres dan cawapres-Bapak Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla.
Kata pimpinan di atas seharusnya diganti dengan pemimpin. Kata pemimpin dalam KBBI (2008: 1075) memiliki makna: pe·mim·pin n 1 orang yg memimpin: ia ditunjuk menjadi ~ organisasi itu; 2 petunjuk; buku petunjuk (pedoman): buku ~ montir mobil;~ produksi produser;
Sedangkan kata pimpinan dalam KBBI (2008: 1075) berarti: pim·pin·an n hasil memimpin; bimbingan; tuntunan: berkat ~ nya, perusahaan itu mendapat kemajuan yg sangat pesat;
·      Bentuk Baku
Terima kasih atas kehadiran para pemimpin partai pengusung capres dan cawapres-Bapak Jokowi dan Bapak Jusuf Kalla.

5.             Kesalahan Tataran Wacana
·      Bentuk Tidak Baku
NasDem berjanji, dengan segenap jiwa dan raga yang ada pada diri, seluruh kekuatan yang kita miliki, kita akan berupaya sepenuhnya saudara-saudaraku, kita akan berupaya seyakin-yakinnya saudara-saudaraku, kita akan melakukan apapun yang terbaik saudara-saudaraku, kita akan memperjuangkan itu dengan segenap jiwa dan raga kita. Kita tidak mempersoalkan menang atau kalah, tapi kita menginginkan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden yang akan datang.
Kata yang dimiringkan dalam wacana di atas merupakan penggunaan yang kurang efektif. Untuk keefiktivitasan  kalimat, ekonomis dalam penggunaan bahasa, dan mencapai aspek kepaduan wacana, maka kata yang dimiringkan harus dihilangkan.
·      Bentuk Baku
NasDem berjanji, dengan segenap jiwa dan raga yang ada pada diri, seluruh kekuatan yang kita miliki, kita akan berupaya sepenuhnya saudara-saudaraku, seyakin-yakinnya, melakukan apapun yang terbaik, dan memperjuangkan itu dengan segenap jiwa dan raga kita. Kita tidak mempersoalkan menang atau kalah, tapi kita menginginkan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden yang akan datang.




DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar