Laman

Rabu, 21 Mei 2014

makalah puisi



BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Manusia ternyata tidak pernah bisa melepaskan dari kebutuhan mempergunakan kata. Selagi manusia masih merasakan hidup sebagai makhluk individu dan sekaligus juga sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa tidak harus selalu berhubungan dan menggunakan kata untuk berkomunikasi dengan orang lain. Jumlah kata yang diperoleh dan kemudian disimpan dalam benak manusia, jelas sudah tak terhitung lagi. Sebelum digunakan, kata-kata tersebut diseleksi, dipilih, kemudian baru dipergunakan sesuai dengan maksud dan keinginan yang ingin diutarakan. Penggunaan kata ternyata harus disesuaikan dengan hal-hal yang akan diutarakan, situasi dan kondisi, ketika kata tersebut digunakan, dan selera orang yang menggunakan.
Menulis puisi adalah merekontruksi citra tersebut ke dalam bentuk rangkaian kata. Pembaca yang terinveksi, diharapkan mengalami pencitraan yang dialami penyair, agar membayangkan hal yang sama, merasakan hal yang sama, bahkan tidak menutup kemungkinan, pembaca mengalami pengalaman yang jauh berbeda. Lebih seru dan haru. Lebih manis dan dramatis. Psikolog mengidentifikasikan ada tujuh citra, yaitu mental  pemandangan, suara, rasa, bau, sentuhan, kesadaran tubuh dan ketegangan otot. Semua dapat dieksplorasi penyair untuk memperkuat makna dan keyakinan akan kebenaran yang diungkapkan penyairnya.

B.            Rumusan Masalah
1.    Bagaimanakah pilihan dan makna diksi dalam puisi?
2.    Bagaimanakah pilihan dan makna kosa kata dalam puisi?
3.    Bagaimanakah pilihan dan makna denotasi/konotasi dalam puisi?
4.    Apakah yang dimaksud dengan keindahan kata dalam puisi?



C.           Tujuan
1.    Menjelaskan pilihan dan makna diksi dalam puisi
2.    Menjelaskan pilihan dan makna kosa kata dalam puisi
3.    Menjelaskan pilihan dan makna denotasi/konotasi dalam puisi
4.    Menjelaskan dimaksud dengan keindahan kata dalam puisi


















BAB II
PEMBAHASAN

A.           Diksi
Menurut KBBI diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk  mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Puisi menuntut seorang penyair untuk dapat mengungkapkan gagasan kreatifnya secara ringkas namun menghasilkan efek tertentu pada pembaca. Efek yg dimaksud tersebut akan sangat bergantung kepada daya apresiasi pembaca atas karya puisi. Efek tersebut adalah efek puitik yaitu efek yang bersifat kasat mata maupun yang tidak kasat mata disisi pembaca sebagai tanggapan atas pembacaannya pada sebuah karya puisi.
Diksi juga berarti kemampuan memilih kata dengan cermat sehingga dapat membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna gagasan yang ingin disampaikan, kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa. Puisi dibutuhkan kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat sehingga dapat mewakili dan menggambarkan hal-hal yang dikehendakinya. Menyusun kata-kata dengan cara sedemikian rupa sehingga artinya menimbulkan imajinasi estetik. Diksi merupakan suatu proses, maka hasil yang diharapkan ialah nilai kepuitisan.
Contoh puisi karangan Chairil Anwar
Kerikil Tajam
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan ditingkap merapuh
dipikul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi memang dulu ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tembah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirya kita menyerah
Dalam versi lain bait terakhir tersebut diubah sebagai berikut,
Hidup hanya menunda kekalahan
tembah jauh dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirya kita menyerah

Menurut analisis Pradopo (1987:56), kata “terasing” mengandung makna “terpencil”, menunjukkan rasa keterasingan, sedangkan kata “jauh” menunjukkan jarak atau kesenjangan.
Penyair menggunakan diksi untuk memperjelas maksud serta menjelmakannya karya puisi tersebut sehingga lebih menarik, bahkan menyentuh perasaan si pembaca. Diksi atau pilihan kata menjadi satu hal yang pokok bagi seorang penulis atau sastrawan dalam membuat karyanya. Dengan pilihan kata yang se-irama dengan nada perasaan si penulis.

B.            Kosa Kata
Kata sebagai alat komunikasi ternyata tidak pernah statis. Tetapi cenderung lebih bersifat dinamis. Kedinamisan kata ini terlihat jelas ketika kata dirangkaikan dengan kata lain ternyata menimbulkan kata baru. Di samping itu, kata juga selalu bertambah jumlahnya sejalan dengan perkembangan situasi dan kondisi zaman dan budaya manusia.
Kata-kata yang dipergunakan oleh penyair dalam puisi dilihat dari bentuknya tidak jauh berbeda dengan kata-kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahkan kadang-kadang seorang penyair dapat juga mempergunakan kata-kata kuno yang sudah mati (tidak pernah digunakan lagi pada masa sekarang) tetapi harus dapat menghidupkannya kembali. Seorang penyair harus memiliki kosakata (pembendaharaan kata) yang banyak, bahwa kosakata atau perbendaharaan kata seorang penyair mutlak diperlukan.
Fungsi kosa kata sangat besar dan penting sebelum seseorang mampu menjadi penulis yang sukses karena, unsur utama puisi adalah kata, maka diksi berkaitan dengan bagaimana memilih kata paling tepat dan paling sesuai, karena itu penguasaan kosa kata dan maknanya sangat penting dalam menulis puisi, kekayaan akan perbendaharaan kata dan pemahaman mendalam akan maknanya membantu kita dalam membuat diksi yang unik dan khas. Menurut Rendra, penyair harus membedah makna kata hingga tulang-tulangnya. Pisau naluri yang tajam akan menghasilkan kata-kata dan makna yang tajam pula.
Kata-kata baru dibentuk atau diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan cara:
a.              Penggabungan kata yang sudah lazim dalam bahasa Indonesia.
b.              Kata Indonesia namun sudah tidak lazim.
c.              Kata dalam bahasa serumpun.
d.             Kata dalam bahasa serumpun namun sudah tidak lazim dipakai.
e.              Kata dalam bahasa Inggris.
f.               Kata dalam bahasa asing selain bahasa Inggris.
Di samping itu, juga harus dipertimbangkan hal-hal:
a.              Ketepatan.
b.              Kesingkatan atau kepadatan.
c.              Tidak berkonotasi buruk.
d.             Merdu atau enak didengar.

C.           Denotasi dan Konotasi
Pertimbangan yang digunakan untuk memilih atau menyeleksi kata tersebut ialah pemanfaatan makna yaitu makna yang dapat menimbulkan rasa estetis. Kata memang selalu mengacu pada makna referensinya, yaitu makna yang ada dalam konsep atau pemikiran pemakainya, atau makna yang sesuai dengan keterangan yang ada di dalam kamus.
Kata-kata dengan makna denotatif, karena sifatnya yang objektif, lugas, atau apa adanya menjadikan kata tersebut mudah dipahami dan tidak menimbulkan banyak tafsir. Oleh karena itu, tulisan yang memuat adanya nilai keobjektifan, seperti makalah jurnal, laporan penelitian, skripsi, thesis, dan disertai, dianjurkan untuk ditulis dengan menggunakan kata yang memiliki makna denotatif. Demikian juga karangan yang ingin menggambarkan keadaan secara realistis, karena karangan demikian sifatnya juga objektif maka kata-kata yang digunakan ialah kata-kata yang bermakna denotatif.
Kata, selain memiliki makna denotatif, juga memiliki makna konotatif, yaitu makna kata tambahan. Menurut Kridalaksana (1983:90) makna konotatif ialah makna yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara dan pendengar. Dalam KBBI (1991:456) makna konotatif ialah makna tautan pikiran yang menimbulkan nilai pada seseorang ketika berhadapan pada sebuah kata. Jadi, konotatif adalah makna tambahan yang timbul berdasarkan nilai rasa seseorang.
Kebanyakan di dalam puisi justru menggunakan kata-kata yang memiliki muatan makna konotatif, sebab kata-kata seperti itu di samping maknanya menimbulkan banyak tafsir juga menimbulkan nilai rasa estetis, makna tersebut ditimbulkan oleh asosiasi-asosiasi yang keluar dari makna denotatifnya.
Perhatikan contoh penggunaan kata yang terdapat dalam puisi do’a Karya Chairil Anwar:
DOA
Tuhanku
Dalam termanggu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
Mengingat kau penuh seluruh

Cahayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin dikelam sunyi

Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
                  
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
Di pintumu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
KATA
MAKNA DENOTASI
MAKNA KONOTASI
termangu
Terdiam
kekosongan jiwa
menyebut
Berucap
berzikir
kerlip lilin
cahaya lilin
kesadaran yang tinggal sedikit
hilang bentuk
musnah, lenyap
hilang kepercayaan diri, bimbang
remuk
Hancur
frustasi
mengetuk
memukul sesuatu dengan buku jari
mengharapkan pertolongan

D.           Keindahan Kata
Sebagai sebuah karya seni, puisi tentulah sebuah keindahan yang bisa dinikmati. Ia merekam semangat dari subjek dan membangkitkan emosi. Keindahan yang dapat memukau jiwa pembacanya. Nilai keindahan bawaan suatu kata bisa terlihat dalam dua hal, yaitu keindahan bunyinya dan keindahan maknanya. kedua nilai keindahan tersebut melekat erat pada kata tersebut secara alami. Kata yang memiliki sifat keindahan bawaan disebut efoni. Kata yang berbunyi indah sebetulnya ditentukan oleh, bentuk bunyi vokal dan konsonannya, dan susunan bunyi vokal dan konsonannya.
Keindahan kata memiliki karakter atau sifat bawaan yang berbeda dengan kata yang lain. Dengan sifat tersebut  masing-masing kata memiliki fungsi dan peran yang khas jika digabungkan atau dirangkai dengan kata lain. Sifat atau karakter ternyata juga sangat berguna dalam menimbulkan suasana dan bayangan yang ada dalam puisi. Salah satu karakter kata yang menonjol ialah keindahan yang melekat dengan sendirinya pada kata tersebut,atau sifat indah bawaan yang dimiliki kata tersebut.











BAB III
PENUTUP

A.           Simpulan
1.    Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi juga berarti kemampuan memilih kata dengan cermat sehingga dapat membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna gagasan yang ingin disampaikan, kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa.
2.    Kata sebagai alat komunikasi ternyata tidak pernah statis. Tetapi cenderung lebih bersifat dinamis. Fungsi kosa kata sangat besar dan penting sebelum seseorang mampu menjadi penulis yang sukses karena, unsur utama puisi adalah kata, maka diksi berkaitan dengan bagaimana memilih kata paling tepat dan paling sesuai, karena itu penguasaan kosa kata dan maknanya sangat penting dalam menulis puisi, kekayaan akan perbendaharaan kata dan pemahaman mendalam akan maknanya membantu kita dalam membuat diksi yang unik dan khas.
3.    Kata-kata dengan makna denotatif, karena sifatnya yang objektif, lugas, atau apa adanya menjadikan kata tersebut mudah dipahami dan tidak menimbulkan banyak tafsir. Kata, selain memiliki makna denotatif, juga memiliki makna konotatif, yaitu makna kata tambahan.
4.    Sebagai sebuah karya seni, puisi tentulah sebuah keindahan yang bisa dinikmati. Ia merekam semangat dari subjek dan membangkitkan emosi. Keindahan yang dapat memukau jiwa pembacanya.

B.            Saran
Penyusun menyarankan agar makalah ini bisa dibaca dan dipahami oleh para pembaca khususnya mahasiswa dalam proses belajar mengajar untuk mata kuliah Puisi yang membahas tentang Pilihan Kata dan Makna dalam Puisi. Penyusun juga menyarankan pembaca untuk dapat menyalurkan ilmu tentang Pilihan Kata dan Makna dalam Puisi dari makalah ini kepada yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti. 2013. Buku Pintar Sastra Indonesia Puisi, Sajak, Syair, Pantun dan Majas, Yogyakarta: Araska.
Prodopo, Rachmat Djoko. 2010. Pengkajian Puisi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss.
Esten, Mursal. 2007. Memahami Puisi, Bandung: Angkasa




Tidak ada komentar:

Posting Komentar